HAKIKAT CINTA
Apakah cinta itu ? Jika mendengar kata "cinta", mungkin yang terbayang adalah perasaan yang timbul diantara dua orang yang berlainan jenis, antara laki-laki dan perempuan. Tapi apakah betul arti cinta sesempit itu ?
Sebetulnya semua orang berhak menafsirkan cinta dengan caranya masing-masing. Mungkin bagi seorang ekonomi, cinta adalah sesuatu yang tidak dapat dibeli dengan uang. Bagi seorang dokter cinta adalah sebagai obat. Nah, menurut kita cinta adalah ....?
A. Makna Cinta
Kata "cinta" yang dalam bahasa Inggrisnya 'love' dan bahasa Arabnya 'al hub' artinya rasa senang atau tertarik pada siapa saja. Cinta berasal dari kata "al mahabbah" (kasih sayang) yang makna aslinya berarti bening dan bersih. Kalau diambil dari kata al habab, al mahabbah dapat berarti luapan hati dan gejolaknya saat dirundung keinginan untuk bertemu dengan sang kekasih. Hhmm....!
Menurut Dr. Abdullah Nasih Ulwan (seorang pakar pendidikan Islam), cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut, dan kasih sayang. Pernah gak mendengar istilah cinta monyet, cinta sejati, cinta suci, dan segudang istilah lainnya ? Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa cinta sejati bisa didapat lewat pacaran. Padahal kalau kita lihat pengertiannya, cinta seharusnya dapat menumbuhkan ketentraman, ketenangan, dan rasa kasih sayang. Apakah seseorang itu bisa tentram ketika bayangan kekasihnya selalu mengganggu ? Bahkan mungkin makan tak enak, tidur pun tak nyenyak, bahkan sampai ada yang tersiksa batinnya karena kekasihnya. Hayoo...siapa yah ?!
B. Tanda-Tanda Cinta
Diantara tanda-tanda cinta adalah rasa kagum, simpatik, berharap, takut, rela berkorban, dan selalu ingat kepada yang dicintai. I luv u so much ! hehehe...gubrakkk !!!
Pada umumnya, orang yang mencintai seseorang akan merasakan hal-hal tersebut. Cinta adalah fitrah yang diturunkan Allah ke dalam hati para hamba-Nya. Dengan cinta seseorang dapat saling mengasihi, menolong, dan berbuat kebaikan bagi sesama. Namun ada pula cinta yang bersifat merusak. Hal tersebut timbul bila cinta tidak dikendalikan atau ditempatkan sesuai porsinya. Tanda-tanda cinta tersebut selayaknya diberikan kepada Allah berupa rasa kagum terhadap kebesaran, keagungan dan kekuasaan Allah, mengharapkan cinta Allah, keridhaan dan keampunan-Nya. (Qs. 39:53); rela dan menerima ketentuan Allah sepenuhnya, takut kepada Allah serta selalu mengingat Allah (Qs. 2: 152, 13:28, 63:9, 59:19).
C. Tingkatan Cinta
1. Prioritas Cinta Tertinggi
Sesungguhnya kecintaan tertinggi hanya patut dipersembahkan untuk Allah SWT, rasul-Nya dan berjihad dijalan-Nya sebagaimana terdapat dalam Qs. At-Taubah ayat 24 yang berbunyi: "Katakanlah kalau bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, kaum keluargamu, kekayaan yang kamu peroleh, perniagaan yang kamu khawatiri menanggung rugi dan tempat tinggal yang kamu sukai, kalau semua itu lebih kamu cintai dari Allah dan rasul-Nya dan dari berjuang di jalan Allah, tunggulah sampai Allah mendatangkan perintahnya. Dan Allah tidak memberikan pertunjuk kepada kaum yang fasik."
Orang-orang yang beriman memilliki kecintaan yang sangat besar kepada Allah seperti dilukiskan dalam Qs. Al Baqarah:165, "Dan diantara manusia ada yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintai sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman itu sangat besar cintanya kepada Allah."
Dalam hadits diriwayatkan bahwa Rasulullah saw. bersabda: "Tiada beriman seorang kamu, sebelum Allah dan rasul-Nya itu lebih dicintainya dari yang lain." (HR. Bukhari dan Muslim)
2. Prioritas Cinta Menengah
Cinta dengan prioritas menengah adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat. Cinta ini timbul dari perasaan seseorang yang terikat hubungan dengan orang yang dicintainya denga ikatan akidah, kekeluargaan, kekerabatan atau persahabatan. Ia termasuk cinta kedua setelah cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad di jalan-Nya. Cinta ini merupakan hal yang baik untuk mewujudkan kemaslahatan individu dan keluarga pada khususnya serta kemaslahatan bangsa dan kemanusiaan pada umumnya.
Rasululullah saw. bersabda: "Tidaklah sempurna iman seseorang diantara kalian, hingga ia mencintai saudaranya (sesama muslim) sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri." (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Prioritas Cinta Terendah
Cinta yang termasuk kategori ini ialah cinta yang lebih mengutamakan keluarga, kerabat, harta, dan tempat tinggal dibandingkan terhadap Allah, Rasulullah dan berjihad fisabilillah. Cinta terhadap lawan jenis identik dengan istilah pacaran. Bagaimana sih, hukum pacaran dalam Islam ? Dalam Al Quran, Al Hadits maupun rujukan Islam lain tak istilah pacaran. Yang ada adalah larangan mendekati zina. "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (Qs. 17: 32)
Pacaran yang kita kenal saat ini adalah suatu hubungan lelaki dengan perempuan yang bukan mahramnya tanpa ikatan nikah, dan di dalam hubungan mereka terjadi hal-hal yang termasuk mendekati zina (berdua-duan, berciuman, berpegangan tangan, saling memandang, dsb). Maka itu tidak dibenarkan dalam Islam, karena mendekati kategori zina. Dalam sebuah hadist dikatakan, "Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat (berdua-duan di tempat sepi), sebab syetan menemaninya, kecuali ditemani mahramnya." (HR. Bukhari-Muslim)
D. Buah Cinta Kepada Allah
Orang-orang yang mencintai Allah akan dicintai pula oleh-Nya. Apabila Allah mencintai seorang hamba maka Allah akan senantiasa melindungi dan merahmatinya sebagaimana firman Allah dalam hadits qudsi:
"Barang siapa yang memusuhi wali (kekasih)-Ku, maka sungguh Aku telah mengumumkan perang terhadapnya. Dan tidak seorang hamba mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu perbuatan yang lebih Aku cintai daripada apa-apa yang telah Aku fardhukan kepadanya. Dan seorang hamba-Ku teus menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunah sehingga Aku mencintainya. Maka jika Aku mencintainya, Akulah pendengarannya yang dengannya ia mendengar, Akulah penglihatannya yang dengannya ia melihat, Akulah tangannya yang dengannya ia memukul, dan Akulah kakinya yang dengannya ia berjalan. Kalau ia meminta kepadaKu, niscaya Aku beri dan jika ia memina perlindungan kepadaKu niscaya akan Aku lindungi." (HR. Muslim)
Sumber: Super Mentoring Junior; Farid Muliana & Tim ILNA YOSEN (Youth Center)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar